Pages

sociabuzz

How about this ?

Minggu, 08 Januari 2012

Lompat Jauh


  1. A.     Sejarah Lompat Jauh
    Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Kata ini berasal dari bahasa Yunani “athlon” yang berarti “kontes”. Atletik merupakan cabang olahraga yang diperlombakan pada olimpiade pertama pada 776 SM. Induk organisasi untuk olahraga atletik di Indonesia adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia). Sedangkan induk organisasi untuk olahraga atletik di dunia adalah IAAF (International Athletic Association Federation).
    Lompat jauh adalah salah satu dari peristiwa-peristiwa asli panca lomba Olimpiade di Yunani Kuno. Long Jump adalah satu-satunya peristiwa melompat yang dikenal dalam Olimpiade Kuno tersebut. Semua peristiwa yang terjadi di Olimpiade pada awalnya seharusnya bertindak sebagai bentuk pelatihan untuk perang. Lompat jauh muncul mungkin karena mencerminkan persimpangan rintangan seperti sungai dan jurang. Para atlet membawa beban di masing-masing tangan, yang disebut halteres (antara 1 dan 4,5 kg)
    Lompat jauh telah menjadi bagian dari kompetisi Olimpiade modern sejak lahirnya Olimpiade pada tahun 1896. Atletik modern biasanya diorganisir sekitar lari 400m di trek di hampir semua even yang ada. Acara lapangan (melompat dan melempar) biasanya memakai tempat di dalam trek. Wanita pertama kali diperbolehkan berpartisipasi di trek dan lapangan dalam event Olimpiade tahun 1928. Lembaga IAAF menyelenggarakan beberapa kejuaraan dunia outdoor di tahun 1983. Ada beberapa pertandingan regional seperti kejuaraan Eropa, Pan-American Games dan Commonwealth Games. Sebagai tambahan, ada sirkuit Liga Emas professional, diakumulasi dalam IAAF World Athletics Final dan kejuaraan dalam ruangan seperti World Indoor Championship. Olahraga tersebut memiliki profil tinggi selama kejuaraan besar, khususnya Olimpiade, tetapi yang lain kurang populer.

    B.    Pengertian dan Tujuan Lompat Jauh
    a.       Pengertian Lompat Jauh
    Lompat Jauh adalah nomor olahraga atletik lompat yang menuntut keterampilan melompat ke depan sejauh mungkin dengan satu kali tolakan.
    b.      Tujuan Lompat Jauh
    Tujuan lompat jauh yaitu untuk melatih kecepatan dan daya ledak pada saat melompat.

    C.     Unsur-Unsur Lompat Jauh
    1.       Lintasan Lompat Jauh
    Lompat jauh memerlukan tempat khusus yang terdiri dari lintasan lari untuk ancang-ancang, papan tolakan dan landasan/bak pasir untuk mendarat. Panjang lintasan lari untuk ancang-ancang adalah 40-45 m dan lebar 1,2 m. Sedangkan panjang minimal bak pasir adalah 9 m dan lebar antara 2,75-3 meter.
    2.       Papan Tolakan Lompat Jauh
    Papan tolakan terbuat dari kayu atau bahan lain yang memiliki kekuatan dan permukaan yang serupa dengannya. Lebar papan tolakan yaitu 10 cm dan panjang 1,2 m. tebal papan tolakan yaitu 1,5 cm yang harus terpasang timbul setinggi 8 mm di atas permukaan tanah dan terbenam sedalam 7 mm. papan tolakan diletakkan dengan jarak 1 m dari bak pasir.
    Catatan :
    Pemenang dalam perlombaan lompat jauh adalah pelompat yang dapat melompat paling jauh dari papan tolakan.

    Teknik lompat jauh meliputi 4 yaitu :
    a.       Awalan
    b.      Dua Langkah Terakhir
    c.       Tolakan (Tumpuan)
    d.      Melayang di udara
    e.      Pendaratan.

    a.       Awalan

    Awalan adalah suatu gerakan dalam lompat jauh yang dilakukan dengan lari secepat-cepatnya agar mendapatkan kecepatan setinggi-tingginya sebelum melakukan tolakan. Awalan juga dikatakan sebagai usaha untuk mendapatkan kecepatan horizontal setinggi-tingginya yang diubah menjadi kecepatan vertikal saat melakukan tolakan.
    Menurut (Drs. Eddy Suparman, (1995 : 44) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan awalan adalah :
    1.      Jarak awalan tergantung dari kemampuan masing-masing atlet. Bagi pelompat yang dalam jarak pendek sudah mampu mencapai kecepatan maksimal (full speed), maka jarak awalan cukup dekat/pendek (sekitar 30-35 meter atau kurang dari 30-35). Sedangkan bagi atlet lain yang jarak relatif jauh baru mencapai kecepatan maksimal, maka jarak awalan harus lebih jauh lagi (sekitar 30-45 meter atau lebih jauh dari 30-45). Bagi pemula, jarak awalan lebih pendek dari ancar-ancar tersebut.
    2.      Posisi saat berdiri pada titik awalan, kaki dapat sejajar atau salah satu kaki ke depan. Hal ini tergantung dari kebiasaan masing-masing atlet.
    3.      Cara pengambilan awalan dimulai dengan pelan, kemudian cepat (sprint). Kecepatan ini harus dipertahankan sampai menjelang bertumpu/menolak.
    4.      Setelah mencapai kecepatan maksimal, maka kira-kira 3-4 langkah terakhir bertumpu (take off), gerakan lari dilepas begitu saja tanpa mengurangi kecepatan yang telah dicapai sebelumnya. Pada 3-4 langkah terakhir ini perhatian dan tenaga yang dicurahkan untuk melakukan tumpuan pada papan/balok tumpu.
    b.      Dua Langkah Terakhir
    Tujuan dari dua langkah terakhir adalah untuk mempersiapkan tubuh untuk lepas landas sambil melestarikan kecepatan sebanyak mungkin.
    Kedua dari belakang (kedua dari terakhir) langkahnya lebih panjang daripada langkah terakhir. Dua langkah yang terakhir sangat penting karena menentukan kecepatan.
    c.       Tolakan
    Tolakan adalah perpindahan dari kecepatan horizontal ke kecepatan vertikal yang dilakukan dengan cepat dan kuat untuk mengangkat tubuh ke atas melayang di udara. Dalam melompat jauh, biasanya kita melakukan tolakan terkuat dengan kaki, dibantu dengan ayunan kaki dan ayunan kedua tangan ke depan ke arah atas.

    Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan tolakan diantaranya :
    1.       Tolakan dilakukan dengan kaki yang kuat. Bagian telapak kaki yang kuat untuk bertumpu adalah cenderung pada bagian tumit terlebih dahulu dan berakhir pada bagian ujung kaki.
    2.       Sesaat akan bertumpu sikap badan agak condong ke belakang.
    3.       Bertumpu sebaiknya tepat pada papan tumpuan.
    4.       Saat bertumpu, kedua lengan ikut diayunkan ke depan atas.
    5.       Kaki diayun dan diangkat ke depan setinggi pinggul dalam posisi lutut ditekuk. 
    d.      Sikap Badan di Udara
    1.       Pada Gaya Jongkok
    Teknik badan saat di udara setelah kaki kiri bertumpu, maka kaki kanan diayun dengan cepat ke arah depan. Pada saat mencapai titik tertinggi, sikap badan dan kaki seperti duduk atau jongkok. Setelah bergerak turun kedua kaki dijulurkan ke depan, badan cenderung ke depan dan perhatian tertuju pada pendaratan.

    2.       Pada Gaya Menggantung
    Teknik badan saat di udara setelah kaki kiri bertumpu, maka kaki kanan diayun dengan cepat ke arah depan. Pada saat mencapai titik tertinggi, sikap badan dan kaki menyerupai orang yang sedang menggantung atau melenting ke belakang.Setelah bergerak turun kedua kaki dijulurkan ke depan, badan cenderung ke depan dan perhatian tertuju pada pendaratan. 

    3.       Pada Gaya Berjalan di Udara
    Teknik badan saat di udara setelah kaki kiri bertumpu, maka kaki kanan diayun dengan cepat ke arah depan. Pada saat mencapai titik tertinggi, sikap badan dan kaki menyerupai orang yang sedang berjalan. Setelah bergerak turun kedua kaki dijulurkan ke depan, badan cenderung ke depan dan perhatian tertuju pada pendaratan. 

    Cara melakukan sikap badan di udara adalah sebagai berikut :
    1.       Bersamaan melakukan tolakan, kaki diayun ke depan ke arah atas.
    2.       Saat badan melayang di udara, kaki diturunkan. Bersamaan dengan itu, pinggul didorong ke depan, kepala ditengadahkan, dada dibusungkan dan kedua tangan ke atas arah belakang.
    3.       Saat akan mendarat, kedua kaki diayunkan ke depan, badan dibungkukkan dan kepala ditundukkan siap untuk mendarat.
    e.      Pendaratan
    Pendaratan merupakan tahap akhir dari rangkaian gerakan lompat jauh. Gerakan-gerakan waktu pendaratan harus dua kaki. Yang perlu diperhatikan saat mendarat adalah kedua kaki mendarat secara bersamaan diikuti dengan dorongan pinggul ke depan sehingga badan tidak cenderung jatuh ke belakang yang berakibat merugikan si pelompat itu sendiri.
    Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendaratan adalah sebagai berikut :
    1.       Harus dilakukan dengan sadar agar gerakan yang tidak perlu dapat dihindari
    2.       Untuk menghindari rasa sakit atau cedera, pendaratan sebaiknya dilakukan dengan kedua belah kaki sejajar dan tumit terlebih dahulu mendarat di pasir dengan posisi mengepit
    3.       Sebelum tumit menyentuh pasir, kedua kaki harus benar-benar diluruskan/dijulurkan ke depan. Usahakan agar jarak antara     kedua kaki jangan terlalu berjauhan, karena semakin lebar jarak antara kedua kaki berarti akan semakin mengurangi jauhnya lompatan
    4.       Untuk menghindari agar tidak jatuh duduk pada pantat, maka setelah tumit berpijak di pasir, kedua lutut segera ditekuk dan badan dibiarkan condong terus jauh ke depan
    5.       Setelah melakukan pendaratan jangan keluar atau kembali ke tempat awalan melewati/menginjak daerah pendaratan dengan papan tumpuan

    E.     Jenis Gaya :
    a.       Lompat Jauh Gaya Jongkok (Gaya Ortodoks)tuck
    Gaya jongkok merupakan salah satu gaya dalam lompat jauh dimana posisi badan atlet sewaktu berada di udara menyerupai orang yang sedang berjongkok. Karakteristik gerak dasar dalam lompat jauh gaya jongkok meliputi awalan, tumpuan atau tolakan, melayang di udara dengan sikap berjongkok dan mendarat di landasan berpasir.
    b.      Lompat Jauh Gaya Menggantung (Gaya Schepper)hang style
    Gaya menggantung merupakan salah satu gaya dalam lompat jauh dimana gerakan dan posisi badan pelompat di udara menyerupai orang yang sedang menggantung atau melenting ke belakang. Gerakan-gerakan yang harus dikuasai pelompat gaya menggantung adalah awalan, tumpuan/tolakan, sikap melayang dan mendarat. Pada saat di udara, badan dilentingkan ke belakang, lalu segera dibungkukkan ke depan, sehingga badan dan lutut hampir merapat. Gerakan ini dibantu pula oleh juluran tangan ke muka. Pada waktu mendarat, lutut ditekuk sehingga memungkinkan diperoleh suatu momentum yang akan membuat badan terangkat ke depan atas. Tumit terlebih dahulu mendarat menyentuh bak pasir.
    c.       Lompat Jauh Gaya Berjalan di Udara (Walking in the Air)
    Gaya berjalan di udara merupakan salah satu gaya dalam lompat jauh dimana gerak dan sikap badan pelompat ketika melayang di udara menyerupai orang yang sedang berjalan. Gerakan-gerakan yang harus dikuasai atlet dalam melakukan lompat jauh gaya berjalan di udara adalah awalan lari, menumpu pada papan tolakan, melayang di udara dan mendarat. Ketika melayang, gerakan kedua kaki seperti mengayuh di udara. Pelompat hendaknya berusaha agar mampu melayang dengan berjalan di udara selama mungkin untuk menghasilkan lompatan yang maksimal.

    F.     Peraturan Lompat Jauh
    ü  Lintasan awalan lompat jauh lebar minimum 1,22 m dan panjang 45 m.
    ü  Pada sisi dekat dengan tempat mendarat harus diletakkan papan plastisin untuk mencatat bekas kaki pelompat bila ia berbuat salah tolak sekurang-kurangnya 1 meter dari tepi depan bak pasir pendaratan.
    ü  Lebar tempat pendaratan minimum 2,75 m jarak antara garis tolakan sampai akhir tempat lompatan minimal 10 m
    ü  Permukaan pasir di dalam tempat pendaratan harus sama tinggi/darat dengan sisi atas papan tolakan.
    ü  Bila peserta perlombaan lebih dari 8 orang, setiap peserta diperbolehkan melompat 3 kali giliran dan 8 pelompat dengan lompatan terbaik, dapat melompat 3 kali untuk menentukan pemenang. Bila pesertanya hanya 8 orang atau kurang, semua peserta harus melompat 6 kali giliran. Semua lompatan diukur dari titik bebas terdekat di bak pasir/pendaratan yang dibuat oleh setiap bagian badan ke garis tolakan dalam posisi siku-siku terhadap garis tolakan tersebut. Peserta diberi waktu (1 giliran) lompat hanya 1,5 menit. Lompatan yang sama (tie) ditentukan dengan melihat hasil lompatan terbaik kedua, bila masih sama (tie) dilihat lompatan terbaik ketiga, bila masih sama (tie) dilihat lompatan terbaik keempat dan seterusnya, sampai diketahui pemenangnya.
    ü  Pelompat dianggap gagal apabila:
    ~        Menginjak tanah di belakang balok lompat dan kelanjutannya.
    ~        Menyentuh tanah di samping bak lompat.
    ~        Setelah melompat, kembali lewat bak lompat kea rah lawan.
    ~        Dipanggil sudah 2 menit belum melompat.
    ~        Pelompat yang gagal 3 kali,dicoret dari daftar perlombaan.

    G.    Pelatihan Lompat Jauh
    Lompat jauh biasanya memerlukan pelatihan dalam berbagai bidang. Daerah-daerah ini termasuk, namun tidak terbatas pada, yang tercantum di bawah ini.
    ·         Jumping
    Long Pelompat cenderung melompat berlatih 1-2 kali seminggu. Pendekatan, atau lari-through, kadang-kadang diulang sampai 6-8 kali per sesi.
    ·         Over-lari jarak jauh
    Over-latihan lari jarak jauh membantu atlet lompat jarak yang lebih jauh daripada tujuan ditetapkan. Sebagai contoh, memiliki pelari 100m praktek dengan menjalankan 200m berulang di trek. Ini secara khusus terkonsentrasi di musim ketika atlet bekerja pada ketahanan bangunan. Khusus over-latihan lari jarak jauh yang dilakukan 1-2 kali seminggu. Ini bagus untuk membangun ketahanan sprint, yang dibutuhkan dalam kompetisi di mana atlet yang berlari di landasan 3-6 kali.

    H.    Faktor yang Mempengaruhi Lompat Jauh
    Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi lompat jauh yaitu :
    1.       Kecepatan (speed) adalah kemampuan untuk memindahkan sebagian tubuh atau seluruhnya dari awalan sampai dengan pendaratan.
    2.       Kekuatan (Strenght) adalah jumlah tenaga yang dapat dihasilkan oleh kelompok otot pada kontraksi maksimal pada saat melakukan pekerjaan atau latihan dalam melakukan lompatan.
    3.       Daya ledak adalah kemampuan otot dalam melakukan tolakan tubuh melayang di udara saat lepas dari balok tumpu.
    4.       Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan suatu sikap tubuh tertentu secara benar dari awal melakukan lompatan sampai selesai melakukan lompatan.
    5.       Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan suatu gerakan motorik secara benar.
    6.       Koordinasi adalah hal yang harus dimiliki oleh seorang atlet untuk dapat mengkoordinasikan gerakan maju dengan kebutuhan naik.

    0

    Add a comment







  2. TOLAK PELURU

    A.    Sejarah Tolak Peluru
    Tolak Peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik. Tujuan tolak peluru adalah untuk mencapai jarak tolakan yang sejauh-jauhnya. Sesuai dengan namanya peluru bukan dilempar, tetapi ditolak atau didorong dengan satu tangan yang bermula dari pangkal bahu.
    Tolak peluru berawal dari upaya manusia mengisi waktu senggang dengan melempar batu, kayu atau apapun yang bias dilemparkan maka lahirlah permainan tolak peluru, bahkan dahulu banyak tentara yang mengisi waktu senggang mereka bertolak peluru dengan peluru meriam, jauh sebelumnya orang-orang Kelt dan Skot bertolak peluru dengan batu dan batang pohon.
    Beragam kegiatan lempar beban telah ada lebih dari dua ribu tahun lalu di Kepulauan Britania. Pada awalnya, kegiatan ini diselenggarakan dengan menggunakan bola batu. Sementara kegiatan pertama yang menggambarkan tolak peluru modern, tampaknya terjadi di zaman pertengahan ketika serdadu menyelenggarakan pertandingan dengan melempar beban yang disebut cannon balls atau peluru meriam.
    Sejak 1857 ditetapkan beberapa peraturan tentang tolak peluru mulai dari cara melakukan, berat peluru, dan cari penilaian. Pertandingan tolak peluru tercatat pada awal abad ke-19 di Skotlandia dan merupakan bagian dari kejuaraan amatir di Inggris tahun 1866. Tolak peluru merupakan event Olimpiade Modern asli yang diadakan di Athena, Yunani, tahun 1896. Rekor-rekor dunia tolak peluru pada awalnya merupakan hasil tenaga alamiah tanpa banyak sentuhan tehnik lainnya dan ditunjang dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi secara ilmiah, perkembangan olahraga tolak peluru rekor dunia semakin pesat, sebuah lemparan yang baik dalam tolak peluru adalah suatu dorongan atau tolakan terhadap sebuah peluru dengan menggunakan satu tangan yang bermula dari pangkal bahu.
    Tolak peluru awalan mundur disebut juga awalan membelakangi arah tolakan atau gaya Pat O’Brien karena awalan tersebut pertama kali diperkenalkan oleh Fery O’brien dan gaya inilah yang menghasilkan tolakan paling jauh dibanding awalan lainnya.
    Organisasi atletik internasional IAAF (International Amateur Athletik Federation), sedangkan Induk Organisasi Atletik Nasional adalah PASI.

    B.     Berat Peluru
    Peluru adalah materi yang utuh atau padat, terbuat dari besi, kuningan atau metal yang keras dan di isi dengan timah atau materi lain. Bentuk peluru harus bulat betul, permukaan halus.
      • Untuk senior putra = 7.257 kg diameter 110 – 130 mm
      • Untuk senior putri = 4 kg diameter 95 – 110 mm
      • Untuk yunior putra = 5 kg
      • Untuk yunior putri = 3 kg
    C.      Ukuran Lapangan Tolak Peluru
    Konstruksi :
    *      Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja ata bahan lain yang cocok yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari semen, aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar anatara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi.
    *      Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu.
    *      Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih.
    *      Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh.
    *       Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.

    D.     Teknik Dasar Tolak peluru
    Ada dua macam gaya yang sering digunakan pada tolak peluru yaitu;
    Ø  Gaya lama atau gaya ortodoks
    Ø  Gaya baru atau gaya O Brian

    1.      Teknik Memegang Peluru
    Ada 3 teknik memegang peluru :
    a.       Jari-jari renggang. Jari kelingking ditekuk berada disamping peluru,sehingga dapat membantu untuk menahan supaya peluru tidak mudah tergeser dari tempatnya, sedang ibu jari dalam sikap sewajarnya. Untuk menggunakan cara ini penolak harus memiliki jari jari yang kuat dan panjang.
    b.      Jari-jari agak rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru. Jari kelingking selain berfungsi untuk menahan jangan sampai peluru mudah bergeser, juga membantu menekan pada waktu peluru ditolakkan. Cara ini lebih banyak dipakai oleh atlit.
    c.       Bagi mereka yang tangannya agak kecil dan jari jarinya pendek, dapat menggunakan cara ketiga ini, yaitu jari jari seperti pada cara kedua tetapi lebih renggang, kelingking di belakang peluru sehingga dapat ikut menolak peluru, ibu jari untuk menahan geseran ke samping, karena tangan pelempar kecil dan berjari-jari pendek, peluru diletakkan pada seluruh lekuk tangan.
    2.       Teknik Meletakkan Peluru Pada Bahu
    Peluru dipegang dengan salah satu cara diatas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku diangkat kesamping sedikit agak serong kedepanPada waktu memegang dan melatakan peluru pada bahu, usahakan agar keadaan seluruh badan dan tangan jangan sampai kaku, tapi harus dalam keadaan rileks.Dan tangan satunya rileks di samping kiri badan.

    3.       Cara mengambil awalan atau ancang-ancang
    Sikap permulaan: Berdiri tegak di dalam lingkaran bagian belakang menyamping arah tolakan.
    Gerakanya:
    Pada waktu akan menolak, untuk mendapatkan kecepatan awal, kaki kiri digerakan kedepan kebelakang beberapa kali ( kedepan lutut dibengkokkan, kebelakang kearah tolakan kaki diluruskan ) kemudian bersamaan dengan menjulurkan kaki sekuat-kuatnya kebelakang ( kearah tolakan ) lurus, kaki kanan diseret kearah tolakan ( mengikuti dan membantu gerakan kaki kiri ). Pada saat kaki kiri kena atau menyentuh balok penahan, secepatnya badan diputar dan lakukan tolakan peluru sekuat-kuatnya kedepan keatas dengan bantuan menggerakan seluruh anggota badan.
    4.      Sikap badan pada waktu akan menolak
    Si atlit mengambil posisi awal dengan membelakangkan arah tolakan badan berdiri tegak dengan kaki dibukaagak lebar ( kangkang ) dengan posisi kaki kiri lurus kedepan dan berat badan ada di atas kaki kanan, pada saat badan diturunkan, tumit kaki penunjang diangkat, kaki belakang juga diangkat sedikit bengkok, kearah belakang atas, kemudian badan dibungkukkan kedepan dan lutut kanan ditekuk lurus kedepan demikian juga ujung kakinya. Sedangkan keadaan tangan kanan memegang peluru dan ditempelkan pada bahu dan tangan kiri dengan siku dibengkokkan berada didepan sedikit agak serong keatas lemas. Tangan kiri berfungsi untuk mambantu dan menjaga keseimbangan. Dari sikap menolakkan peluru ini, tanpa saat berhenti dan harus diikuti dengan gerakan menolak peluru. jalannya dorongan atau tolakan pada peluru harus lurus satu garis, sudut lemparan kurang dari 40º.
    5.      Sikap badan setelah menolakan peluru
    Sikap bada setelah menolakan peluru sering juga dikatakan dengan istilah gerakan lanjutan ( follow thru / follow through ) atau sikap akhir.yaitu suatu bentuk gerakan setelah peluru ditolakan lepas dari tangan dengan maksud untuk menjaga keseimbangan badan, agar badan tidak jatuh kedepan atau keluar dari lapangan tempat untuk melakukan tolakan. Cara untuk melakukan gerakan dan sikap akhir setelah menolak tersebut antara lain adalah:
    a.       Setelah peluru yang ditolakan atau yang didorong itu lepas dari tangan, secepatnya kaki yang digunakan untuk menolak itu diturunkan atau mendarat (kaki kanan) kira-kira menempati tempat bekas kaki kiri ( kaki depan ) dengan lutut agak dibengkokkan.
    b.      Kaki kiri ( kaki depan ) diangkat kebelakang lurus dan lemas untuk membantu menjaga keseimbangan.
    c.       Badan condong kesepan dagu diangkat, badan agak miring kesamping kiri, dan pandangan kearah jatuhnya peluru.
    d.      Tangan kanan dengan siku agak dibengkokkan berada didepan sedikit agak kebawah badan, tangan atau lengan kiri lemas lurus kebelakang untuk membantu manjaga keseimbangan.

    E.       Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Teknik Tolak Peluru
    v  Hal yang perlu diperhatikan dalam teknik tolak peluru:
    Ø  Cara memegang
    Ø  Awalan
    Ø  Gerakan
    Ø  Tolakan
    Ø  Sikap badan saat menolak
    v  Ketentuan diskualifikasi/kegagalan peserta tolak peluru :
    - Menyentuh balok batas sebelah atas
    - Menyentuh tanah di luar lingkaran
    - Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah
    - Dipanggil selama 3 menit belum menolak
    - Peluru di taruh di belakang kepala
    - Peluru jatuh di luar sektor lingkaran
    - Menginjak garis lingkar lapangan
    - Keluar lewat depan garis lingkar
    - Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang
    - Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan
    v  Beberapa hal yang disarankan :
    o   Bawalah tungkai kiri merendah
    o   Dapatkan keseimbangan gerak dari kedua tungkai, dengan tungkai kiri memimpin di belekang
    o   Menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah bergerak
    o   Hasilkan rangkaian gerak yang cepat dan jauh peda tungkai kanan
    o   Putar kaki kanan ke arah dalam sewaktu melakukan luncuran
    o   Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap ke belakang selama mungkin
    Bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan
    o   Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri
    v  Beberapa hal yang harus dihindari :
    ü  Tidak memiliki keseimbanagn dalam sikap permulaan
    ü  Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan
    ü  Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran
    ü  Tidak cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan
    ü  Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang
    ü  Menggerakkan tungkai kiri terlalu banyak ke samping
    ü  Terlalu awal membuka badan
    ü  Mendarat dengan badan menghadap ke samping atau ke depan

0 komentar:

Posting Komentar

 

Bli Wayan. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com